Pengusaha gagal rata-rata pada tiga sampai delapan kali bisnis sebelum mereka akhirnya berhasil.
Profesor Lisa Amos, Tuane University, USA
Calon wirausahawan harus siap gagal. Pahamilah makna kegagalan. Tanpa paham filosofi itu, jangan berpikir mau mengambil jalan menjadi wirausaha. Alasannya, ada yang sukses dalam usahanya, ada yang belum berhasil. Pengusaha mengetahui bahwa kegagalan bukan akhir permainan dan tidak boleh takut mengalaminya. Ia menyadari dengan keberanian, bahwa bisa saja mengatasi sesuatu yang tidak mungkin untuk berhasil.
Menghadapi risiko, adalah gabungan kerja keras, kecerdikan, kehati-hatian, kecermatan membaca peluang dan kesiapan menghadapi kegagalan maupun keberhasilan. Happy ending sebuah ikhtiar adalah keberhasilan. hal ini tercapai setelah melewati keberhasilan demi keberhasilan kecil, seperti keberhasilan menyingkirkan kesulitan dan bahaya. Proses ini dibangun dari kesungguhan melahirkan segenap potensi diri seorang wirausahawan. Dengan begitu ia mengubah kekalahan menjadi kemenangan, sebuah proses yang kecil peluang pencapaiannya tanpa kesiapan mental menghadapi kegagalan. Kalau anda termasuk yang tidak siap gagal, lebih baik jangan meneliti jalan ini. Bahkan, menimpikannya saja, jangan!
"Kita perlu menggalakkan orang untuk berani mengambil resiko. Hal ini membutuhkan pola pikir yang sangat berbeda. Untuk kita, itu berarti mengabaikan peraturan yang telah berlaku baik selama 30 tahun lebih." Lee Kuan Yew, mantan PM Singapore
Yang diperlukan untuk menghadapi kegagalan
Ada banyak pembahasan tentang tips menghadapi kesuksesan. tetapi bagi kami, sama pentingnya, menyiapkan sejumlah hal untuk menghadapi kegagalan! Billy P.S. Lim, motivator kelas dunia yang berbasis di malaysia, pernah menanyakan kepada peserta trainingnya tentang satu masalah menarik. " Mengapa orang akan tenggelam apabila jatuh ke dalam air?"
Berbagai jawaban diberikan tetapi yang paling sering ialah " Dia tidak dapat berenang" yang hadir heran, karena Lim menyalakan jawaban itu. Yang hadir mengira, Lim bercanda. Untuk meyakinkan mereka, Lim memberi contoh kejadian orang tenggelam di air sedalam tiga inci. Akhirnya, ia memberitahu jawabannya, yang akan ia berikan pada Anda sekarang. Kami kuti pendapat Lim : " Orang tenggelam karena dia menatap disitu dan tidak menggerakkan dirinya ke tempat lain."
Jadi berapa kali orang jatuh tak jadi soal. Yang penting kemampuannya untuk bangkit kembali setiap jatuh.
Ukurannya, Bangkit Lagi
Jangan ukur seseorang dengan menghitung berapa kali dia jatuh, ukurlah ia dengan beberapa kali dia sanggup bangkit kembali. Seseorang yang mampu bangkit kembali setelah jatuh, tidak akan putus asa. Menyedihkan, mendengar bahwa banyak orang seperti mereka, setelah sekali dua kali gagal, memilih untuk menatap di situ dan akhirnya mati sebagai orang yang sebenar-benarnya gagal, tersungkur, dan tidak bangkit lagi.
"Tidak ada apapun di dunia ini yang bisa menggantikannya. Bakatpun tidak; Banyak sekali orang berbakat yang tidak sukses. Kejeniusanpun tidak; jenius yang tidak sukses sudah hampir menjadi olok-olokan. Pendidikanpun tidak; dunia ini penuh dengan terpelajar. Hanya kemauan dan ketabahan saja yang paling ampuh."
"Saya tidak gagal, tetapi menemukan 9994 cara yang salah dan hanya satu cara yang berhasil. Saya pasti akan sukses karena telah kehabisan percobaan yang gagal."
Thomas Alfa Edision
Sumber :Buku : Jangan mau seumur hidup jadi orang gajian / Valentino Dinsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar